Unilever Hadapi Tantangan Wujudkan Produk Berkelanjutan
Posted by: Zeinal Wujud | 17-09-2025 16:03 WIB | 277 views
Unilever hadapi tantangan pasokan produk berkelanjutan dan dorong kolaborasi demi ekonomi hijau.

INFOBRAND.ID, Jakarta - PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) menegaskan komitmennya untuk terus menghadirkan produk yang lebih berkelanjutan di tengah persaingan bisnis yang kian kompetitif. Langkah ini menjadi bagian dari upaya perusahaan dalam mendukung pertumbuhan ekonomi sekaligus menjaga keberlanjutan lingkungan.
Baca juga:
- 48 Perusahaan Terlibat Genosida di Gaza, Danone Tak Masuk Daftar
- Mayora Indah Bagikan Dividen Rp1,22 Triliun kepada Pemegang Saham
Head of Division Environment & Sustainability Unilever Indonesia Foundation, Maya Tamimi, mengakui bahwa mewujudkan misi tersebut tidaklah mudah.
“Tantangannya cukup besar tetapi kami tetap berupaya menyajikan produk yang lebih berkelanjutan di tengah persaingan yang ketat,” kata Maya dalam keterangannya, Selasa (16/9).
Maya menjelaskan bahwa kompleksitas rantai pasok menjadi tantangan utama. Proses tersebut mencakup pengadaan bahan baku, produksi, distribusi, hingga pengelolaan limbah. Untuk mengatasi tantangan ini, Unilever mendorong para mitra agar menerapkan praktik bisnis yang bertanggung jawab di sepanjang rantai nilai (value chain).
Selain itu, rendahnya kesadaran konsumen dalam mengelola sampah plastik juga menjadi pekerjaan rumah besar. Untuk menjawab tantangan ini, Unilever aktif mengajak masyarakat terlibat dalam pengumpulan dan daur ulang plastik melalui lebih dari 4.000 bank sampah binaan perusahaan. Inisiatif ini tidak hanya memperluas titik pengumpulan, tetapi juga mendorong penerapan konsep 3R (Reduce, Reuse, Recycle) dalam aktivitas sehari-hari.
Dalam pengelolaan plastik, Unilever Indonesia menerapkan tiga prinsip utama: less plastic, better plastic, dan no plastic. Perusahaan berupaya meminimalisir penggunaan plastik baru, memperbanyak pemakaian plastik daur ulang (post-consumer recycled/PCR), serta mengembangkan sistem isi ulang di lebih dari 1.000 titik di wilayah Jabodetabek dan Surabaya.
“Kami mengedepankan prinsip less plastic, better plastic, dan no plastic. Artinya, selain meminimalisir jumlah penggunaan plastik dalam kemasan, kami juga memilih plastik yang mudah didaur ulang dan mengembangkan sistem pengisian ulang di beberapa daerah,” ujar Maya.
Sejak 2015, Unilever Indonesia telah mengimplementasikan kebijakan zero waste landfill, yang memastikan tidak ada limbah operasional perusahaan yang dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA).
Secara global, Unilever meluncurkan empat pilar keberlanjutan pada 2024. Pilar pertama adalah iklim, dengan target mencapai Net Zero Emission (NZE). Kedua, alam, yang mendukung ekosistem melalui pertanian regeneratif. Ketiga, plastik, yang berfokus mengakhiri limbah plastik. Terakhir, mata pencaharian, yang menargetkan tercapainya penghidupan layak dan standar upah (living wage) bagi seluruh pihak dalam rantai nilai Unilever.
“Bisnis sangat penting, tidak boleh ditinggalkan. Karena jika bisnis bertumbuh dengan konsisten dan kompetitif, kita juga akan memiliki keleluasaan lebih besar dalam menerapkan komitmen dan misi-misi keberlanjutan,” kata Maya.
Upaya berkelanjutan Unilever Indonesia ini mendapat apresiasi dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) RI pada 2024. Perusahaan masuk dalam daftar 20 perusahaan FMCG dan ritel yang dinilai konsisten menjalankan Peta Jalan Pengurangan Sampah, mulai dari pengumpulan, pengurangan, hingga pengelolaan plastik.
Baca juga:
- Unilever Indonesia Bagikan Dividen Rp3,35 Triliun
- Unilever Indonesia Perkuat Strategi Bertahap Hadapi Tantangan Kuartal Pertama 2025
“Fokusnya adalah bagaimana kita bisa hidup harmonis, yakni sampah hasil aktivitas kehidupan kita yang tidak terpakai lagi harus bisa dikelola dengan baik. Ini butuh kolaborasi semua pihak demi mewujudkan Indonesia bersih sekaligus mendukung pertumbuhan ekonomi,” tutur Maya.