Pabrik VinFast di Subang Siap Produksi Akhir 2025
Pabrik VinFast di Subang akan mulai produksi akhir 2025 dengan kapasitas awal 50.000 unit dan menyerap 1.000 tenaga kerja langsung.

INFOBRAND.ID, Jakarta - VinFast memastikan pabrik terbarunya yang berlokasi di Subang, Jawa Barat, akan mulai beroperasi pada akhir tahun 2025. Fasilitas ini dirancang sebagai bagian dari ekspansi industri kendaraan listrik di Indonesia, sekaligus menjadi basis produksi penting untuk kawasan Asia Tenggara.
Dalam sebuah diskusi eksklusif dengan media di ajang GIIAS, Kamis (24/7/2025), CEO VinFast Indonesia, Kariyanto Hardjosoemarto, menyampaikan bahwa pembangunan pabrik berjalan sesuai jadwal dan tidak mengalami hambatan berarti.
Baca juga:
- VinFast Bangun 63.000 Stasiun Pengisian EV di Indonesia Hingga Akhir Tahun
- Green Wednesday: Strategi Green SM Ubah Cara Berkendara
"Pabrik sesuai rencana, ngga terkendala signifikan, kita buka start di Desember merakit VF3 lalu model berikutnya kita lagi studi. Kapasitas produksi 50 ribu unit per tahun, lalu fase kedua dan ketiga bisa bertambah," ujarnya.
Model pertama yang akan dirakit di fasilitas tersebut adalah VinFast VF3. Selanjutnya, produksi akan diperluas untuk mencakup model-model lain yang masih dalam tahap studi. Dengan kapasitas awal mencapai 50.000 unit per tahun, VinFast telah merancang ekspansi ke fase kedua dan ketiga, yang akan meningkatkan volume produksi secara bertahap.
Selain untuk memenuhi kebutuhan pasar domestik, pabrik VinFast di Subang juga diproyeksikan untuk melayani pasar ekspor. Lebih jauh lagi, fasilitas ini akan difokuskan sebagai pusat produksi kendaraan setir kanan—berbeda dari pabrik VinFast di Vietnam yang khusus memproduksi kendaraan setir kiri.
"Ada keinginan Indonesia menjadi basis produksi setir kanan. Saat ini semua masih impor tapi udah ikut program BEV jadi harga sama bebas bea masuk dan luxury tax karena bisa buktikan pabrik jalan dan ada bank garansi juga. Target 40% TKDN itu harus kalau gak ya ga bisa join program BEV," ujar Kariyanto yang akrab disapa Kerry.
Dengan bergabungnya VinFast dalam program Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (BEV), perusahaan mendapatkan insentif seperti pembebasan bea masuk dan pajak barang mewah, asalkan mampu memenuhi target Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) minimal 40%. Target ini menjadi kunci agar kendaraan listrik yang diproduksi dapat bersaing secara harga di pasar lokal.
Pembangunan pabrik VinFast di Subang merupakan bagian dari investasi strategis senilai USD 200 juta untuk fase pertama. Tak hanya memberikan dampak ekonomi melalui ekspor dan penguatan rantai pasok, proyek ini juga membawa dampak sosial signifikan, terutama dalam menciptakan lapangan kerja.
"Nilai investasi 200 juta US untuk fase pertama. Rencananya menyerap 1.000 tenaga kerja yang direct, belum dengan supplier. Tahap awal 50 ribu per tahun tapi bisa bertambah shift tiap tahun. Luas lahan 170 hektare di fase 1, ini baru sebagian," ungkap Kerry.
Dengan luas lahan yang mencapai 170 hektare di fase awal, VinFast menyiapkan ruang pengembangan untuk ekspansi di masa mendatang, termasuk penambahan lini produksi dan kolaborasi dengan para pemasok lokal. Penyerapan tenaga kerja juga diperkirakan akan terus meningkat seiring bertambahnya volume produksi dan permintaan pasar.
Baca juga:
- Wuling Tegaskan Komitmen Bisnis Jangka Panjang di Indonesia
- BYD Seagull Tiba di Indonesia, Siap Ramaikan Pasar EV
Pabrik ini diharapkan menjadi langkah penting dalam mendorong pertumbuhan industri kendaraan listrik nasional serta memperkuat posisi Indonesia sebagai pusat manufaktur otomotif di kawasan Asia Tenggara.