Investasi Tekstil Rp651,8 M di Brebes, Xinhai Gandeng H&M
Posted by: Zeinal Wujud | 22-07-2025 11:12 WIB | 625 views
Xinhai Knitting bangun pabrik ramah lingkungan di Brebes senilai Rp 651,8 M untuk pasok baju rajut ke H&M, mulai produksi Juli 2026.

INFOBRAND.ID, Jakarta - Perusahaan tekstil asal China, PT Xinhai Knitting Indonesia, resmi memulai pembangunan pabrik baru di Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, dengan nilai investasi mencapai 40 juta dollar AS atau sekitar Rp651,8 miliar (kurs Rp16.290 per dollar AS). Fasilitas ini akan menjadi pusat produksi baru untuk memasok pakaian rajut ke salah satu merek fesyen global, H&M.
Direktur PT Xinhai Knitting Indonesia, Hwang Lu Yu, menyatakan bahwa Brebes dipilih sebagai lokasi investasi karena ketersediaan tenaga kerja dan keramahan masyarakatnya.
Baca juga:
- LOTTE Resmikan Pabrik Baru Choco Pie Berteknologi Tinggi di Indonesia
- Hartadinata Produksi Emas Batangan Resmi untuk BSI Gold
“Kami memilih Brebes sebagai titik awal yang baru. Brebes bukan hanya pusat martin printing di kawasan ASEAN, tetapi juga memiliki sumber daya tenaga kerja yang melimpah, serta masyarakat yang sangat hangat dan ramah. Hal-hal inilah yang membuat kami sangat percaya diri untuk berinvestasi di Indonesia,” ujarnya, dikutip dari laman resmi Pemerintah Provinsi Jawa Tengah.
Xinhai Knitting menargetkan pabrik ini sebagai basis produksi pakaian rajut kelas dunia, melengkapi dua fasilitas yang telah dimiliki sebelumnya di Guangdong (China) dan Yangon (Myanmar). Saat ini, kapasitas produksi tahunan perusahaan mencapai 25 juta potong pakaian. Produksi di Brebes direncanakan mulai berjalan pada Juli 2026.
Pabrik ini dirancang tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan industri, tetapi juga membawa nilai tambah bagi masyarakat setempat. Menurut Lu Yu, investasi ini diharapkan bisa mendorong pertumbuhan ekonomi dan sosial wilayah Brebes. Perusahaan juga menyiapkan program pelatihan menyeluruh, termasuk pelatihan keterampilan profesional, pengembangan kepemimpinan, dan pelatihan manajerial untuk meningkatkan kapasitas tenaga kerja lokal.
Lebih dari sekadar ekspansi bisnis, pembangunan pabrik ini mengedepankan prinsip industri hijau. “PT Xinhai mengusung prinsip pembangunan hijau, dengan membangun pabrik ramah lingkungan. Kami membangun sistem pembangkit listrik tenaga surya, mengadakan sistem penampungan air hujan, dan pemanfaatan kembali air bekas untuk mewujudkan siklus pemanfaatan sumber daya air, menggunakan kabel biomassa sebagai sumber energi guna mengurangi emisi karbon,” jelas Lu Yu.
Komitmen terhadap lingkungan juga ditunjukkan melalui pengelolaan limbah yang mengikuti regulasi nasional. “Kami juga berkomitmen bahwa seluruh limbah cair dan limbah gas, pabrik akan mematuhi standar nasional Indonesia, sebagai wujud nyata menjaga kelestarian alam, dan kualitas lingkungan pulau Jawa,” tambahnya.
Wakil Menteri Perindustrian, Faisol Riza, turut hadir dalam seremoni peletakan batu pertama yang dilaksanakan pada 11 Juli 2025. Ia menyatakan bahwa keberadaan pabrik Xinhai Knitting Indonesia akan mendukung rantai pasok global H&M yang memiliki standar keberlanjutan tinggi.
“Rencana produksi yang dijadwalkan mulai pada Juli 2026, kehadiran perusahaan PT Xinhai Knitting Indonesia ini diharapkan akan memberikan kontribusi besar terhadap penciptaan lapangan kerja, peningkatan aktivitas ekonomi lokal, serta mendukung transformasi industri menuju keberlanjutan,” ujar Faisol.
Lebih lanjut, Faisol menegaskan pentingnya kolaborasi antara investor, pemerintah daerah, dan lembaga pendidikan vokasi dalam menciptakan iklim usaha yang kondusif, khususnya di kawasan industri baru seperti Brebes. Menurutnya, investasi semacam ini sejalan dengan arah kebijakan nasional untuk membangun industri yang tangguh, inklusif, dan ramah lingkungan.
Baca juga:
- PKPU PT Eratex Dicabut, Gugatan Dinilai Tak Berdasar
- Ingin Punya Bisnis Sendiri? Temukan Puluhan Peluang Bisnis Potensial di IBOS Expo 2025!
Pabrik PT Xinhai Knitting Indonesia di Brebes diharapkan tidak hanya memperkuat industri tekstil nasional, tetapi juga menjadi contoh bagi pengembangan kawasan industri berkelanjutan yang menyelaraskan pertumbuhan ekonomi dengan kelestarian lingkungan.