BSI Perkenalkan Green Zakat Framework untuk Ekonomi Hijau
Posted by: Zeinal Wujud | 28-08-2025 15:06 WIB | 516 views
BSI luncurkan Green Zakat Framework, dorong optimalisasi zakat Rp327 T sekaligus dukung ekonomi hijau dan pembangunan berkelanjutan di Indonesia.

INFOBRAND.ID, Jakarta - PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) resmi meluncurkan Green Zakat Framework sebagai inisiatif strategis untuk mendorong optimalisasi zakat sekaligus mendukung pembangunan berkelanjutan di Indonesia. Program ini juga menjadi bagian dari implementasi Asta Cita Pemerintah dalam memperkuat ketahanan nasional dan kemandirian bangsa melalui penguatan ekonomi hijau.
Baca juga:
- BSI Dorong Pembentukan Asosiasi Pasar Emas Nasional
- BCA Klarifikasi Soal Rekening Nikita Mirzani di Persidangan
Peluncuran Green Zakat Framework berlangsung di Jakarta pada Rabu (27/08/2025) bersama United Nations Development Programme (UNDP) Indonesia dan Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS). Acara ini turut dihadiri Menteri Agama RI Nasaruddin Umar, Deputy Resident Representative of UNDP Indonesia, Sujala Pant, serta Pimpinan Bidang Pengumpulan BAZNAS, Rizaludin Kurniawan.
Kerangka kerja ini menjadi inovasi pertama di dunia yang mengintegrasikan nilai keberlanjutan dalam praktik zakat. Dengan demikian, zakat tidak hanya menjadi instrumen pengentasan kemiskinan, tetapi juga dapat mendukung kelestarian lingkungan dan pembangunan berkelanjutan.
Direktur Utama BSI, Anggoro Eko Cahyo, menegaskan komitmen perseroan dalam menjalankan operasional yang berorientasi pada kemaslahatan umat. “BSI dalam menjalankan bisnis dan operasionalnya selalu mengedepankan program-program yang dapat memberikan kemaslahatan bagi ummat serta keberlanjutan, Green Zakat Framework merupakan solusi yang diharapkan dapat menciptakan kolaborasi yang lebih luas antar lembaga dan meningkatkan minat masyarakat untuk berzakat sehingga potensi zakat Indonesia yang mencapai Rp327 triliun dapat dioptimalkan dan tercipta kemaslahatan bagi umat yang lebih luas,” ujarnya.
Hingga Juni 2025 (unaudited), BSI telah menyalurkan pembiayaan berkelanjutan senilai Rp72,8 triliun, tumbuh 19,3% secara tahunan. Dari jumlah tersebut, Rp15,3 triliun dialokasikan untuk green financing dengan pertumbuhan 14,5%, sementara Rp57,5 triliun disalurkan melalui social financing dengan kenaikan 20,6%.
Sektor pembiayaan hijau BSI didominasi oleh pengelolaan sumber daya alam hayati, pemanfaatan lahan berkelanjutan, eco efficient, energi terbarukan, hingga kendaraan listrik. Anggoro menekankan bahwa percepatan pembiayaan berkelanjutan merupakan strategi penting untuk mendukung pembangunan nasional sekaligus menjaga daya saing ekonomi Indonesia dalam menghadapi tantangan perubahan iklim global.
Selain itu, BSI aktif menjalankan berbagai program berkelanjutan, antara lain pembangunan green building, program one home one tree untuk setiap pencairan pembiayaan rumah, penyediaan charging station, serta penggunaan kendaraan listrik operasional. BSI juga telah mengadopsi standar ISO 26000 dalam kerangka Sustainable Beyond Banking dan berperan sebagai pemimpin ekosistem ZISWAF guna mendukung pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan.
Dari sisi sosial, hingga Mei 2025 BSI telah menyalurkan zakat sebesar Rp65,6 miliar year to date, dengan fokus pada bidang ekonomi, pendidikan, kesehatan, kemanusiaan, serta dakwah dan advokasi. Program zakat ini telah menjangkau lebih dari 240.000 penerima manfaat, termasuk 15.700 masyarakat dalam program Desa BSI, BSI Scholarship, dan Sentra UMKM BSI.
Secara akumulatif, BSI juga telah menyalurkan hampir Rp1 triliun zakat dari korporat dan karyawan untuk mendukung berbagai program pemberdayaan. Upaya ini meliputi pembentukan desa binaan, penyediaan mesin Reverse Vending Machine (RVM) untuk daur ulang botol plastik, serta berbagai inisiatif sosial yang berorientasi pada keberlanjutan.
Dalam implementasi Green Zakat Framework, perseroan terus mengembangkan program pemberdayaan berbasis lingkungan. Beberapa inisiatif yang telah dijalankan meliputi pemasangan panel surya, pembangunan green house, pengelolaan sampah terpadu, pemeliharaan ekosistem laut, hingga program manajemen limbah di desa binaan dan sentra UMKM.
Acara peluncuran juga menghadirkan diskusi panel bertajuk “Institutionalizing Green Zakat and Green Waqf: Turning Ethical Finance into Environmental Action”. Diskusi ini menyoroti pentingnya transparansi, pengukuran dampak, dan keberlanjutan jangka panjang dalam pengelolaan zakat lingkungan, dengan melibatkan pemerintah, lembaga keagamaan, perbankan syariah, serta masyarakat sipil.
Baca juga:
- CIMB Niaga Dorong UKM Perempuan Pakai Energi Berkelanjutan
- Allo Bank dan ADVANCE.AI Tangkal Ancaman Deepfake
Melalui inisiatif ini, BSI menegaskan perannya sebagai agen perubahan dalam ekosistem keuangan syariah. Tidak hanya mendorong potensi zakat nasional sebesar Rp327 triliun, tetapi juga menjadikannya instrumen strategis dalam mendukung ekonomi hijau dan pembangunan berkelanjutan di Indonesia.